Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
CORE: Jelang Natal, pasokan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 02:53:19【Resep】923 orang sudah membaca
PerkenalanPengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet. ANTARA/HO-Core/am.se

sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics(CORE) Yusuf Rendy Manilet mengimbau pemerintah untuk menjaga pasokan dan distribusi pangan strategis menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
Saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa, Yusuf Rendy Manilet menjelaskan sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang yang mulai mengalami kenaikan harga di sejumlah daerah.
“Karena itu, perhatian utama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) ke depan adalah menjaga kelancaran distribusi dan memastikan pasokan pangan strategis tetap mencukupi sampai akhir tahun,” kata Yusuf.
Permintaan terhadap telur dan daging ayam memperlihatkan peningkatan, yang diharapkan menjadi efek dari pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, Yusuf mengingatkan, efek program ini terhadap inflasi perlu dilihat secara hati-hati.
Pasalnya, program belum terealisasi penuh dan relatif masih terbatas di sejumlah daerah, sehingga dampaknya terhadap harga sejauh ini belum terlalu besar.
“Namun, jika realisasi meningkat, penting untuk mengamankan pasokan agar ngak menimbulkan tekanan harga di sisi bahan pangan hewani,” tuturnya.
Sebagaimana laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2025.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,99 persen yoy dengan andil inflasi 1,43 persen. Komoditas yang paling berpengaruh dalam kelompok tersebut ialah cabai merah, diikuti beras dan bawang merah.
Sementara menurut komponen, seluruh komponen mengalami inflasi, baik komponen inti, komponen harga diatur pemerintah, maupun komponen harga bergejolak (volatile food), dengan inflasi tertinggi tercatat pada komponen harga bergejolak.
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 6,59 persen dengan andil inflasi sebesar 1,05 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi adalah cabai merah, beras, bawang merah dan daging ayam ras.
Sedangkan komponen inti tercatat mengalami inflasi tahunan 2,36 persen dengan kontribusi terhadap inflasi umum sebesar 1,52 persen dan komponen harga diatur pemerintah naik 1,45 persen dengan andil inflasi 0,29 persen.
Baca juga: Ekonom: RI perlu daya tawar lebih agar AS beri tarif rendah bagi sawit
Baca juga: Ekonom tegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi kebijakan
Baca juga: Ekonom tekankan perlindungan pekerja terdampak aktivitas bisnis
Suka(83)
Artikel Terkait
- Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
- Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan
- Setahun Pemerintahan Prabowo
- Wajah baru TNI setahun di bawah kepemimpinan Prabowo
- Komnas HAM pantau masalah MBG, ingatkan pangan
- Apindo soroti sektor riil dalam negeri yang masih belum optimal
- Kementerian Kebudayaan berkolaborasi untuk memajukan kebudayaan
- Kemlu upayakan WNI kabur dari sentra online scam Kamboja dipulangkan
- China terus awasi produk bahari dari Jepang setelah keran impor dibuka
- Mengenal bahaya Cesium
Resep Populer
Rekomendasi

Pegawai Federal AS antre bantuan makanan saat shutdown

BKSDA Sampit lepas liarkan lutung diduga korban tabrak lari

BKSDA Sampit lepas liarkan lutung diduga korban tabrak lari

Mendag: Transaksi TEI 2025 capai 22,8 miliar dolar AS

Polda Kepri uji kualitas makanan bergizi gratis tiap hari

BKSDA Sampit lepas liarkan lutung diduga korban tabrak lari

Mendag: Transaksi TEI 2025 capai 22,8 miliar dolar AS

Tim Rescue TNGR bersihkan sampah di tebing curam Gunung Rinjani